RISALAH
TA’ALIM adalah risalah gerakan,
risalah ini ditulis dalam rangka menjadi titik tolak bagi setiap akh, yang
tulus dalam melangkah, akh yang tulus adalah seseorang yang yakin kepada dakwah
dan berjanji untuk memberikan apapun yang menjadi tuntutannya.
1.
AL-FAHM
Adalah engkau yakin bahwa fikrah kita adalah
‘fikrah islamiyah yang bersih’. Hendaknya engkau memahami islam sebagaimana
kami memahaminya dalam batas-batas ushulul ‘isyrin :
1)
Islam adalah sistem menyeluruh yang menyentuh
seluruh segi kehidupan
2) Al Qur’an yang mulia dan sunnah Rasul yang
suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum islam
3)
Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan
mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang
ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki.
4)
Jimat, mantera, guna-guna, ramalan,
perdukunan, penyingkapan perkara ghaib, dan semisalnya merupakan sebuah
kemungkaran yang harus diperangi, kecuali mantera dari ayat Al Qur’an atau ada
riwayatnya dari Rasulullah saw.
5)
Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu
yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yang mengandung ragam
interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan
sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat.
6)
Setiap orang boleh diambil atau ditolak
kata-katanya, kecuali al ma’shum (Rasulullah saw).
7)
Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan
menelaah terhadap dalil-dalil hukum furu’, hendaklah mengikuti pemimpin agama.
8)
Khilaf dalam masalah fiqih furu’ hendaknya
tidak menjadikan faktor pemecah belah agama, tidak menyebabkan permusuhan, dan
tidak menyebabkan kebencian.
9)
Setiap masalah yang amal tidak dibangun di
atasnya, sehingga menimbulkan perbincangan yang tidak perlu, adalah kegiatan
yang dilarang secara syar’i.
10)
Ma’rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan
penyucian (Dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah islam
11)
Setiap bid’ah dalam agama Allah yang tidak
ada pijakannya tetapi dianggap baik oleh hawa nafsu manusia, baik berupa
penambahan maupun pengurangan, adalah kesesatan yang wajib diperangi dan
dihancurkan dengan menggunakan sarana yang sebaik-baiknya, yang tidak justru
menimbulkan bid’ah lainnya yang lebih parah.
12)
Perbedaan pendapat dalam masalah bid’ah
idhafiyah, bid’ah tarkiyah dan iltizam terhadap ibadah mutlaqah adalah
perbedaan dalam masalah fiqih.
13)
Cinta kepada orang-orang shalih, memberikan
penghormatan kepadanya, dan memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari
taqarub kepada Allah.
14)
Ziarah kubur, kubur siapapun, adalah sunnah
yang disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah.
15)
Doa apabila diiringi dengan tawasul kepada
Allah dengan salah satu makhluk-Nya adalah perselisihan furu’ menyangkut tata
cara berdoa, bukan termasuk masalah aqidah.
16)
Istilah keliru yang sudah mentradisi tidak
akan mengubah hakekat hukum syar’inya
17)
Aqidah adalah pondasi segala aktivitas.
18)
Islam itu membebaskan akal pikiran,
menghimbaunya untuk melakukan telaah terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan
ulamanya sekaligus, serta menyambut hadirnya segala sesuatu yang melahirkan
maslahat dan manfaat.
19)
Pandangan syr’i dan pandangan logika memiliki
wilayah masing-masing yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna
20)
Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yang
telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengamalkan kandungannya, dan
menunaikan kewajiban-kewajibannya.
2.
IKHLAS
Hasan Al Banna berkata, Yang kami kehendaki
dengan sikap ikhlas adalah bahwa akhul muslim dalam setiap kata, aktivitas, dan
jihadnya harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan
pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar,
kamajuan atau keterbelakangan. Dengan itulah ia menjadi tentara fikrah dan
aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi.
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh
alam, Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku” (QS. Al-An’am : 162-163)
3.
AMAL
Hasan Al Banna berkata, ”Yang saya maksud
dengan amal (aktivitas) adalah buah dari ilmu dan keikhlasan”.
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105).
Adapun tingkatan amal yang dituntut dari
seorang akh yang tulus adalah :
1)
Perbaikan diri sendiri (terciptanya syaksiyah
muslim),
2)
Pembentukan keluarga muslim,
3)
Pembimbingan masyarakat,
4)
Pembebasan tanah air dari setiap penguasa
asing,
5)
Memperbaiki keadaan pemerintah sehingga
menjadi pemerintahan islam yang baik,
6)
Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di
dunia ini untuk kemaslahatan islam,
7)
Penegakkan kepemimpinan dunia dengan
penyebaran dakwah islam di seluruh negeri.
4.
JIHAD
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud
dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat.”
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya.” (QS. Al-Hajj : 78)
Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran
dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah.
5.
PENGORBANAN
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud
dengan tadhiyah (pengorbanan) adalah jiwa, harta, waktu, kehidupan, dan segala
sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.”
6.
TAAT
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud
dengan taat adalah menunaikan perintah dengan serta merta, baik dalam keadaan
sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas.” Hal demikian karena tahapan
dakwah ini ada tiga, yakni ta’rif, takwin dan tanfidz.
7.
TSABAT (TEGUH PENDIRIAN)
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud
dengan tsabat adalah bahwa seorang akh hendaknya senantiasa bekerja sebagai
mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapapun jauh jangkauannya dan
lama masanya hingga bertemu dengan Allah dalam keadaan yang tetap demikian.
8.
TAJARRUD ( TOTALITAS)
Adalah bahwa engkau harus membersihkan pola
pikir dari prinsip nilai dan pengaruh individu yang lain, karena ia adalah
setinggi-tinggi dan selengkap-lengap fikrah. Qs. 2 : 138, Qs. Al Mumtahanan : 4
9.
UKHUWWAH (PERSAUDARAAN)
Adalah terkaitnya hati dan ruhani dengan
ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh dan semulia-mulianya ikatan. Ukhuwah
adalah saudaranya keimanan sedangkan perpecahana adalah saudaranya kekufuran.
Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan. Tidak ada persatuan tanpa
cinta kasih. Standar minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan standar
maksimalnya adalah itsar (mementingkan
orang lain dari diri sendiri).
10.
TSIQAH (PERCAYA)
Adalah rasa puasnya seorang tentara atas
komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun keikhlasannya, dengan
kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan, penghormatan
dan ketaatan.
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SEORANG MUJAHID
Hasan Al Banna berkata, “Imanmu kepada bai’at
ini mengharuskanmu menunaikan kewajiban-kewajiban berikut, sehingga engkau
menjadi ‘batu bata’ yang kuat bagi bangunan.”
1)
Memiliki wirid harian dari kitabullah tidak
kurang dari satu juz. Usahakan untuk mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu tidak
lebih dari sebulan dan tidak kurang dari satu hari.
2)
Membaca Al Qur’an dengan baik,
memperhatikannya dengan seksama, dan merenungkan artinya.
3)
Mengkaji sirah Nabi dan sejarah para generasi
salaf sesuai dengan waktu yang tersedia. Hendaklah engkau juga banyak membaca
hadits Rasulullah saw minimal hafal 40 hadits; ditekankan untuk menghafal Al
Arba’in An Nawawiyah. Hendaklah engkau juga mengkaji risalah pokok aqidah dan
cabang-cabang fiqih.
4)
Bersegera melakukan general check up secara
berkala atau berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Di samping itu
perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta
hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan
5)
Menjauhi sikap berlebih-lebihan dalam
mengkonsumsi teh, kopi, dan minuman perangsang semisalnya. Janganlah engkau
meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan hendaklah engkau menghindarkan diri
sama sekali dari rokok.
6)
Memperhatikan urusan kebersihan dalam segala
hal menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, badan dan tempat kerja, karena
agama ini dibangun atas dasar kebersihan
7)
Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan
jangan sekali-kali berdusta.
8)
Menepati janji; janganlah mengingkarinya,
bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.
9)
Menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji.
Keberanian yang paling utama adalah terus terang dalam mengatakan kebenaran,
ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri
sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan marah sekalipun
10)
Senantiasa bersikap tenang dan terkesan
serius. Namun jangan keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum
dan tawa.
11)
Memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan
yang sensitif, dan peka oleh kebaikan dan keburukan, yakni muncul rasa bahagia
untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah engkau juga
bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri, tidak bersikap taklid, dan
tidak terlalu berlunak hati. Hendaklah engkau juga menuntut dari orang lain
yang lebih rendah dari martabatmu untuk mendapatkan martabatmu yang
sesungguhnya.
12)
Bersikap adil dan benar dalam memutuskan
suatu perkara pada setiap situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu dari dari
berbuat kebaikan, janganlah mata keridhaan engkau pejamkan dari perilaku yang
buruk, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik, dan
hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang
yang paling dekat denganmu.
13)
Menjadi pekerja keras dan terlatih dalam
aktivitas sosial
14)
Berhati kasih, dermawan, toleran, pemaaf,
lemah lembut kepada manusia maupun binatang, berperilaku baik dalam berhubungan
dengan semua orang, menjaga etika-etika sosial islam, menyayangi yang kecil dan
menghormati yang besar,dsb.
15)
Pandai membaca dan menulis, memperbanyak
muthala’ah terhadap risalah ikhwan, koran, majalah dan tulisan lainnya.
Membangun perpustakaan, konsentrasilah terhadap spesifikasi keilmuan dan
keahlianmua jika engkau seorang spesialis dan kuasailah persoalan islam secara
umum.
16)
Memiliki proyek usaha ekonomi
17)
Janganlah engkau terlalu berharap untuk
menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia sebagai sesempit-sempit pintu rezeki,
namun jangan pula engkau tolak jika diberi peluang untuk itu. Janganlah engkau
melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugas-tugas
dakwahmu.
18)
Memperhatikan penunaian tugas-tugasmu
(bagaimana kecermatan dan kualitasnya), jangan menipu dan tepatilah
kesepakatan.
19)
Memenuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak
orang lain dengan sempurna tanpa dikurangi dan dilebihkan dan janganlah
menunda-nunda pekerjaan.
20)
Menjauhkan diri dari judi dan segala macamnya
dan menjauhi mata pencaharian yang haram.
21)
Menjauhkan diri dari riba dalam setiap
aktivitasmu dan sucikanlah ia sama sekali dari riba.
22)
Memelihara kekayaan umat islam secara umum
dengan mendorong berkembangnya pabrik-pabrik dan proyek-proyek ekonomi islam.
23)
Memiliki kontribusi finansial dalam dakwah
24)
Menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk
persediaan masa-masa sulit.
25)
Bekerja semampu yang engkau lakukan untuk
menghidupkan tradisi islam dan mematikan tradisi asing dalam setiap aspek
kehidupanmu.
26)
Memboikot peradilan setempat atau seluruh
peradilan yang tidak islami, demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbit-penerbit,
organisasi-organisasi, sekolah-sekolah dan segenap institusi yang tidak
mendukung fikrahmu secara total.
27)
Senantiasa merasa diawasi oleh Allah,
mengingat akhirat.
28)
Bersuci dengan baik dan usahakan agar
senantiasa dalam keadaan berwudhu (suci) di sebagian besar waktumu.
29)
Melakukan shalat dengan baik dan senantiasa
tepat waktu dalam menunaikannya. Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid
jika itu mungkin dilakukan.
30)
Berpuasa ramadhan dan berhaji dengan baik.
31)
Menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta
mati syahid.
32)
Memperbarui taubat dan istigfarmu
33)
Meningkatkan kemampuanmu dengan
sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan.
34)
Menjauhi khamer dan seluruh makanan atau
minuman yang memabukkan sejauh-jauhnya.
35)
Menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan
persahabatan dengan orang yang rusak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
36)
Memerangi tempat-tempai iseng, jangan
sekali-kali mendekatinya, serta jauhilah gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
37)
Mengetahui anggota katibahmu satu persatu
dengan pengetahuan yang lengkap dan kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan
selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya.
38)
Menghindari hubungan dengan organisasi atau
jamaah apapun, jika tidak membawa maslahat pada fikrahmu.
39)
Menyebarkan dakwahmu di manapun dan memberi
informasi kepada pemimpin tentang segala kondisi yang melingkupimu.
40)
Menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun
’amali, dengan jamaah dan menempatkan dirimu sebagai tentara yang berada di
tangsi tengah menanti instruksi komandan.
“Allahu Ghayatuna (Allah tujuan kami) , Ar Rasul Qudwatuna (Rasul teladan kami) , Al Qur’an Syir’atuna (Al Qur’an undang-undang kami), Al Jihad Sabiluna (Jihad jalan kami), Asy Syahadah Umniyyatuna (Syahid cit-cita kami).”
Apriliansyah, 7 Rabiul Awwal 1442 H.